Kamis, 30 Mei 2013

STENOSIS MITRAL


STENOSIS MITRAL

Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah-bilah katub mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah. Secara normal pembukaan katub mitral adalah selebar tiga jari. Pada kasus stenosis berat terjadi penyempitan lumen sampai selebar pensil.
Penyebab stenosis mitral yang paling sering adalah endokarditis rematik dan yang lebih jarang adalah tumor, pertumbuhan bakteri, kalsifikasi, serta trombus.

Patofisiologi
            Stenosis mitral menghalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama fase diastolic ventrikel. Untuk mengisi ventrikel dengan adekuat dan mempertahankan curah jantung, atrium kiri harus menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melampaui katup yang menyempit. Karena itu selisih tekanan atau gradient tekanan antara dua ruang tersebut meningkat. Dalam keadaan normal selisih tekanan tersebut minimal.

Endokarditis rematik, thrombus, kalsifikasi katup
Stenosis Mitral
Aliran darah ↓ dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama fase diastolik ventrikel
Takikardia
Waktu diastolic ↓
Volume sekuncup ↓
Curah jantung ↓
Dilatasi/hipertrofi
Peningkatan tekanan atrium kiri
Tekanan dalam vena pulmonalis dan kapiler ↑
Kongesti paru
Sesak napas
Fibrilasi atrium
Pola napas tidak efektif
Cepat lelah
Gangguan aktivitas sehari-hari
Hipertensi
Resistensi ejeksi ventrikel kanan
Peningkatan beban tekanan ventrikel kanan
Gagal jantung kanan
Pembesaran vena sistemis, hepatomegali, edema perifer dan asites
 



Pengkajian Fokus
Auskultasi memperdengarkan suara bising diastolic dan bunyi jantung pertama (sewaktu katup AV menutup) mengeras dan opening snap akibat hilangnya kelenturan daun katup.
Elektrokardiogram menggambarkan pembesaran atrium kiri (gelombang P melebar dan bertakik, dikenal sebagai P mitrale) bila iramanya sinus normal; hipertrofi ventrikel kanan; dan fibrilasi atrium.
Radiogram toraks: pembesaran atrium kiri dan ventrikel kanan; kongesti vena pulmonalis; edema paru-paru intestinal; redistribusi vascular paru-paru ke lobus atas; kalsifikasi katup mitral.
Temuan hemodinamika peningkatan selisih tekanan pada kedua sisi katup mitral; peningkatan tekanan atrium kiri dan tekanan baji kapiler pulmonalis dengan gelombang ɑ yang prominent peningkatan tekanan arteria paru-paru; curah jantung, rendah; peningkatan tekanan jantung sebelah kanan dan tekanan vena jugularis, dengan gelombang ʋ yang bermakna bagian atrium kanan atau vena jugularis jika ada insufiensi trikuspidalis.

Diagnosa Keperawatan
1.      Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pembesaran cairan, kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan intertesial.
2.      Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, hemoptisis, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
3.      Intoleransia aktivitas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung ke jaringan.

Intervensi Keperawatan
Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pembesaran cairan, kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan intertesial.
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam pola napas kembali efektif.
Kriteria evaluasi : Klien tidak sesak napas, frekuensi pernapasan dalam batas normal 16-20 x/menit, respons batuk berkurang, output urine 30 ml/jam.
Intervensi
Rasional
Auskultasi bunyi napas (krakles)
Indikasi edema paru, akibat sekunder dekompensasi jantung
Kaji adanya edema
Waspada adanya gagal kongestif/kelebihan volume cairan
Ukur intake dan output cairan
Penurunan curah jantung, mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan output urine
Tibang berat badan
Perubahan berat badan tiba-tiba menunjukkan gangguan keseimbangan cairan
Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung
Kolaborasi:
·      Berikan diet tanpa garam

Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan akan meningkatkan kebutuhan miokardium
·      Berikan diuretik, contoh : furosemide, spinolakton, hidronolakton
Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan resiko terjadinya edema paru
·      Pantau data laboratorium elektrolit kalium
Hipokalemia dapat membatasi efektivitas terapi
·      Tindakan pembedahan komisurotomi
Tindakan pembedahan dilakukan apabila tindakan untuk menurunkan masalah klien tidak teratasi. Intervensi bedah meliputi komisurotomi untuk membuka atau “menyobek” komisura katup mitral yang lengket atau mengganti katup mitral dengan katup protesa.


Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung ke jaringan
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam aktivitas sehari-hari klien terpenuhidan meningkatnya kemampuan beraktivitas
Kriteria evaluasi : Klien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas/mobilisasi di tempat tidur, frekuensi pernapasan dalam batas normal.
Intervensi
Rasional
Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah aktivitas
Respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium
Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
Menurunkan kerja miokardium/konsumsi oksigen
Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen seperti mengejan saat defekasi
Mengejan mengakibatkan kontraksi otot dan vasokontriksi yang dapat meningkatkan preload, tahanan vascular sistemis, dan beban jantung
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi, bila tidak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan
Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan
Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut
Untuk mengurangi beban jantung
Tinggikan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klien
Untuk meningkatkan aliran balik vena
Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut
Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu aliran balik vena
Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi
Untuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkan dengan aktivitas
Berikan waktu istirahat si antara waktu aktivitas
Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung
Pertahankan penambahan oksigen sesuai instruksi
Untuk meningkatkan oksigenasi jaringan
Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja napas, dan frekuensi napas, serta keluhan subjektif
Melihat dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung
Berikan diet sesuai pesanan (pembatasan cairan dan natrium)
Untuk mencegah retensi cairan dan edema akibat penurunan kontraktilitas jantung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar