A.
Definisi

Kista pada vagina
merupakan tumor jinak yang terbungkus semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor
terpisah dari jaringan normal yang ada di sekitarnya dan tidak dapat menyebar. Kista
vagina biasanya kecil berasal dari duktus garthner atau duktus mulerri. Letaknya
lateral dalam vagina bagian proksimal, ditengah atau distal dibawah orifisium
uretra externum.
Kista dapat memberikan
berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering
merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut
dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya
tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya.
Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan
merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat. Tidak seperti
kista folikel, kista korpus luteum umumnya memberikan nyeri hanya pada satu
sisi dari perut bagian bawah. Penderita juga mengalami perubahan pola haid,
misalnya terlambat haid atau pendarahan diantara periode haid. Pendarahan
vagina yang hebat dan tidak teratur jika berlangsung kronik dapat berakibat
pada anemia. Nyeri perut yang timbul biasanya hebat dan dapat disertai mual dan
muntah. Pembesaran perut juga sering terjadi pada beberapa jenis kista yang
cenderung tumbuh makin besar.
B.
Etiologi
Faktor yang menyebabkan
gajala kista meliputi:
1. Konsumsi
makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Zat
tambahan pada makanan
3. Kurang
olah raga
4. Merokok
dan konsumsi alcohol
5. Terpapar
dengan polusi dan agen infeksius
6. Adanya
dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor dapat menurunkan daya
tahan tubuh
7. Sering
stress
8. Faktor
genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen
yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu
sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau
terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
C.
Klasifikasi
Menurut (Ignativicus,
bayne, 1991) etiologi, kista dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kista
non neoplasma
Disebabkan karena ketidak
seimbangan hormon esterogen dan progresteron, sifatnya jinak, biasanya
mengempis sendiri setelah 2-3 bulan diantaranya adalah :
a.
Kista non fungsional
Kista
serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam
korteks
b.
Kista fungsional
Kista
folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang
tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak
terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
Kista
korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah
ovulasi.
Kista
tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola
hidatidosa.
Kista
stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan
hiperstimuli ovarium.
2.
Kista neoplasma (Winjosastro. et.all
1999)
Kista ini
umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
a. Kistoma
ovarii simpleks
Adalah
suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena
tekanan cairan dalam kista
b. Kistodenoma
ovarii musinoum
Asal
kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I
elemen mengalahkan elemen yang lain
c. Kistadenoma
ovarii serosum
Berasal
dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
d. Kista
Endrometreid
Belum
diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
e. Kista
dermoid
Tumor
berasal dari sel telur melalui proses pathogenesis
D.
Patofisiologi
E.
Manifestasi
Klinis
Gejala-gejala berikut
mungkin muncul bila anda mempunyai kista vagina, antara lain:
1. Adanya
rasa nyeri saat haid
2. Nyeri
perut bagian bawah
3. Sering
merasa ingin buang air besar atau kecil
4. Pada
keadaan yang lebih lanjut teraba pada daerah perut
5. Bila
kista telah pecah maka nyeri akan menjadi semakin parah
6. Mual,
ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
F.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemastian diagnosis
untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi
(USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan,
alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara
frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan
gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan
dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali
lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong
ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat
melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh
untuk biopsi.
G.
Penatalaksanaan
Pengobatan kista vagina
yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran
lebar kista kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada
pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan
aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
H.
Prognosis
Prognisis dari kista jinak
sangat baik. Kematian disebabkan karena karsinoma vagina ganas berhubungan
dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini
sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor
sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang sangat
baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih
baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak
agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak
tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan
angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar