Kamis, 30 Mei 2013

KISTA VAGINA



A.    Definisi
KISTA-BARTOLINI-3.pngKista adalah suatu struktur abnormal seperti kantung yang bisa ditemukan di manapun di tubuh. Kista biasanya mengandung zat gas, cair, atau setengah padat dan memiliki dinding luar seperti sebuah kapsul. Kista mungkin kecil dan hanya terlihat di bawah mikroskop tetapi dapat juga berukuran sangat besar sehingga mendesak struktur tubuh normal. Kista terdapat pada berbagai jaringan dan organ dan sering dinamai sesuai lokasinya, misalnya kista kandung kemih, kista payudara, kista hati, kista ginjal, kista pankreas, kista vagina, kista kulit, kista tiroid.
Kista pada vagina merupakan tumor jinak yang terbungkus semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor terpisah dari jaringan normal yang ada di sekitarnya dan tidak dapat menyebar. Kista vagina biasanya kecil berasal dari duktus garthner atau duktus mulerri. Letaknya lateral dalam vagina bagian proksimal, ditengah atau distal dibawah orifisium uretra externum.
Kista dapat memberikan berbagai keluhan seperti nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut. Untuk jenis kista folikel, biasanya tidak memberikan rasa nyeri. Sehingga kebanyakan penderita tidak menyadarinya. Namun, jika kista pecah, misalnya saat berhubungan seksual, penderita akan merasa nyeri yang bertambah bila melakukan aktivitas fisik berat. Tidak seperti kista folikel, kista korpus luteum umumnya memberikan nyeri hanya pada satu sisi dari perut bagian bawah. Penderita juga mengalami perubahan pola haid, misalnya terlambat haid atau pendarahan diantara periode haid. Pendarahan vagina yang hebat dan tidak teratur jika berlangsung kronik dapat berakibat pada anemia. Nyeri perut yang timbul biasanya hebat dan dapat disertai mual dan muntah. Pembesaran perut juga sering terjadi pada beberapa jenis kista yang cenderung tumbuh makin besar.

B.     Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi:
1.      Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2.      Zat tambahan pada makanan
3.      Kurang olah raga
4.      Merokok dan konsumsi alcohol
5.      Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
6.      Adanya dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor dapat menurunkan daya tahan tubuh
7.      Sering stress
8.      Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

C.    Klasifikasi
Menurut (Ignativicus, bayne, 1991) etiologi, kista dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresteron, sifatnya jinak, biasanya mengempis sendiri setelah 2-3 bulan diantaranya adalah :
a.       Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks
b.      Kista fungsional
Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2.      Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)
Kista ini umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
a.       Kistoma ovarii simpleks
Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
b.      Kistodenoma ovarii musinoum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
c.       Kistadenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
d.      Kista Endrometreid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
e.       Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses pathogenesis

D.    Patofisiologi
E.     Manifestasi Klinis
Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista vagina, antara lain:
1.      Adanya rasa nyeri saat haid
2.      Nyeri perut bagian bawah
3.      Sering merasa ingin buang air besar atau kecil
4.      Pada keadaan yang lebih lanjut teraba pada daerah perut
5.      Bila kista telah pecah maka nyeri akan menjadi semakin parah
6.      Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.

F.     Pemeriksaan Penunjang
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1.      Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2.      Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.

G.    Penatalaksanaan
Pengobatan kista vagina yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.

H.    Prognosis
Prognisis dari kista jinak sangat baik. Kematian disebabkan karena karsinoma vagina ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma.
Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah 86.2%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar