PEDOMAN MANAJEMEN PERILAKU
KEKERASAN
1. Tim
Krisis Perilaku Kekerasan
Tim krisis perilaku kekerasan
terdiri dari ketua tim yang berperan sebagai pemimpin (leader) dan anggota tim
minimal dua orang. Aktiim krisis adalah sebagai berikut :
a.
Tunjuk ketua tim krisis
b.
Susun aggota tim krisis
c.
Beritahu petugas keamanan jika perlu
d.
Pindahkan klien lain dari area
pengamanan
e.
Ambil alat pengikat (jika pengekangan
akan dilakukan)
f.
Uraikan rencana penanganan pada tim
g.
Tunjuk anggota tim untuk mengamankan
anggota gerak klien
h.
Jelaskan tindakan pada klien dan
berusaha membuat klien kooperatif
i.
Ikat klien dengan petunjuk ketua tim
j.
Berikan obat sesuai program terapi
dokter
k.
Pertahankan sikap yang tenang dan
konsisten terhadap klien
l.
Evaluasi tindakan
2. Pembatasan
Gerak
Langkah – langkah pembatasan gerak
adalah sebagai berikut :
a.
Tunjuk ketua tim krisis
b.
Jelaskan tujuan, prosedur dan lama
tindakan pada klien dan staf lain
c.
Jelaskan pada klien dan staf lain
tentang perilaku yang diperlukan untuk mengakhiri tindakan
d.
Buat perjanjian dengan klien untuk
mempertahankan mengontrol perilakunya
e.
Bantu klien menggunakan metode control
dirinya yang diperlukan
f.
Bantu klien memenuhi kebutuhan nutrisi,
eliminasi, hidrasi, kebutuhan diri dan kebersihan kamar
g.
Lakukan supervisi secara periodik untuk
memantau dan memberikan tindakan keperawatan yang diperlukan
h.
Libatkan klien dalam memutuskan
pemindahan klien secara bertahap
i.
Dokumentasikan alasan pembatasan gerak,
tindakan yang dilakukan, respon klien dan alasan penghentian pembatasan gerak
3. Pengekangan
atau Pengikatan Fisik
Dilakukan disaat berbahaya baik
pada diri sendiri atau orang lain atau strategi yang lainnya sudah tidak dapat
dijalankan secara efektif.
Langkah – langkah pelaksanaan
pengekangan :
a.
Beri suasana yang menghargai dengan
supervisi yang adekuat, karena harga diri klien berkurang karena pengekangan.
b.
Siapkan jumlah staf yang cukup dengan
alat pengekangan yang aman dan nyaman
c.
Tunjuk satu orang perawat sebagai ketua
tim
d.
Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
pada klien dan staf agar dimengerti dan bukan hukuman
e.
Jelaskan perilaku yang mengindikasikan
pelepasan pada klien dan staf
f.
Jangan mengikat pada pinggir tempat
tidur. Ikat dengan posisi anatomis. Ikatan tidak terjangkau oleh klien
g.
Lakukan supervisi dengan tindakan
terapeutik dan pemberian rasa nyaman
h.
Beri aktivitas seperti televisi, bacakan
buku pada klien, untuk memfasilitasi kerjasama klien pada tindakan
i.
Perawatan pada daerah pengikatan
1) Pantau
kondisi kulit oyang diikat : warna, temperature, sensasi
2) Lakukan
latihan gerak pada tungkai yang diikat secara bergantian setiap 2 jam
3) Lakukan
perubahan posisi tidur dan periksa tanda-tanda vital setiap 2 jam
j.
Bantu pemenuhan kebutuhan nutrisi,
eliminasi, hidrasi, dan kebersihan diri
k.
Libatkan dan latih klien untuk
mengontrol perilaku sebelum ikatan dibuka secara bertahap
l.
Kurangi pengekangan secara bertahap,
missal setelah ikatan dibuka satu persatu secara bertahap, kemudian dilanjutkan
dengan pembatasan gerak kemudian kembali ke lingkungan semula
m.
Dokumentasikan seluruh tindakan beserta
respon klien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar