Kamis, 30 Mei 2013

STENOSIS MITRAL


STENOSIS MITRAL

Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah-bilah katub mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah. Secara normal pembukaan katub mitral adalah selebar tiga jari. Pada kasus stenosis berat terjadi penyempitan lumen sampai selebar pensil.
Penyebab stenosis mitral yang paling sering adalah endokarditis rematik dan yang lebih jarang adalah tumor, pertumbuhan bakteri, kalsifikasi, serta trombus.

Patofisiologi
            Stenosis mitral menghalangi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama fase diastolic ventrikel. Untuk mengisi ventrikel dengan adekuat dan mempertahankan curah jantung, atrium kiri harus menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melampaui katup yang menyempit. Karena itu selisih tekanan atau gradient tekanan antara dua ruang tersebut meningkat. Dalam keadaan normal selisih tekanan tersebut minimal.

Endokarditis rematik, thrombus, kalsifikasi katup
Stenosis Mitral
Aliran darah ↓ dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama fase diastolik ventrikel
Takikardia
Waktu diastolic ↓
Volume sekuncup ↓
Curah jantung ↓
Dilatasi/hipertrofi
Peningkatan tekanan atrium kiri
Tekanan dalam vena pulmonalis dan kapiler ↑
Kongesti paru
Sesak napas
Fibrilasi atrium
Pola napas tidak efektif
Cepat lelah
Gangguan aktivitas sehari-hari
Hipertensi
Resistensi ejeksi ventrikel kanan
Peningkatan beban tekanan ventrikel kanan
Gagal jantung kanan
Pembesaran vena sistemis, hepatomegali, edema perifer dan asites
 



Pengkajian Fokus
Auskultasi memperdengarkan suara bising diastolic dan bunyi jantung pertama (sewaktu katup AV menutup) mengeras dan opening snap akibat hilangnya kelenturan daun katup.
Elektrokardiogram menggambarkan pembesaran atrium kiri (gelombang P melebar dan bertakik, dikenal sebagai P mitrale) bila iramanya sinus normal; hipertrofi ventrikel kanan; dan fibrilasi atrium.
Radiogram toraks: pembesaran atrium kiri dan ventrikel kanan; kongesti vena pulmonalis; edema paru-paru intestinal; redistribusi vascular paru-paru ke lobus atas; kalsifikasi katup mitral.
Temuan hemodinamika peningkatan selisih tekanan pada kedua sisi katup mitral; peningkatan tekanan atrium kiri dan tekanan baji kapiler pulmonalis dengan gelombang ɑ yang prominent peningkatan tekanan arteria paru-paru; curah jantung, rendah; peningkatan tekanan jantung sebelah kanan dan tekanan vena jugularis, dengan gelombang ʋ yang bermakna bagian atrium kanan atau vena jugularis jika ada insufiensi trikuspidalis.

Diagnosa Keperawatan
1.      Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pembesaran cairan, kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan intertesial.
2.      Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, hemoptisis, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
3.      Intoleransia aktivitas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung ke jaringan.

Intervensi Keperawatan
Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pembesaran cairan, kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan intertesial.
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam pola napas kembali efektif.
Kriteria evaluasi : Klien tidak sesak napas, frekuensi pernapasan dalam batas normal 16-20 x/menit, respons batuk berkurang, output urine 30 ml/jam.
Intervensi
Rasional
Auskultasi bunyi napas (krakles)
Indikasi edema paru, akibat sekunder dekompensasi jantung
Kaji adanya edema
Waspada adanya gagal kongestif/kelebihan volume cairan
Ukur intake dan output cairan
Penurunan curah jantung, mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan output urine
Tibang berat badan
Perubahan berat badan tiba-tiba menunjukkan gangguan keseimbangan cairan
Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung
Kolaborasi:
·      Berikan diet tanpa garam

Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan akan meningkatkan kebutuhan miokardium
·      Berikan diuretik, contoh : furosemide, spinolakton, hidronolakton
Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan resiko terjadinya edema paru
·      Pantau data laboratorium elektrolit kalium
Hipokalemia dapat membatasi efektivitas terapi
·      Tindakan pembedahan komisurotomi
Tindakan pembedahan dilakukan apabila tindakan untuk menurunkan masalah klien tidak teratasi. Intervensi bedah meliputi komisurotomi untuk membuka atau “menyobek” komisura katup mitral yang lengket atau mengganti katup mitral dengan katup protesa.


Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan curah jantung ke jaringan
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam aktivitas sehari-hari klien terpenuhidan meningkatnya kemampuan beraktivitas
Kriteria evaluasi : Klien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas/mobilisasi di tempat tidur, frekuensi pernapasan dalam batas normal.
Intervensi
Rasional
Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah aktivitas
Respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium
Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat
Menurunkan kerja miokardium/konsumsi oksigen
Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen seperti mengejan saat defekasi
Mengejan mengakibatkan kontraksi otot dan vasokontriksi yang dapat meningkatkan preload, tahanan vascular sistemis, dan beban jantung
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi, bila tidak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan
Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan
Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut
Untuk mengurangi beban jantung
Tinggikan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klien
Untuk meningkatkan aliran balik vena
Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut
Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu aliran balik vena
Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi
Untuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkan dengan aktivitas
Berikan waktu istirahat si antara waktu aktivitas
Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung
Pertahankan penambahan oksigen sesuai instruksi
Untuk meningkatkan oksigenasi jaringan
Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja napas, dan frekuensi napas, serta keluhan subjektif
Melihat dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung
Berikan diet sesuai pesanan (pembatasan cairan dan natrium)
Untuk mencegah retensi cairan dan edema akibat penurunan kontraktilitas jantung

POLA NUTRISI



POLA NUTRISI
 
2.1.            Pengertian Nutrisi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, untuk menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalam sel tubuh. Proses metabolik dapat menjadi anabolik (membangun)atau katabolik (merusak). Makanan dimakan, dicerna, dan diserap untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk reaksi ini.
Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pamasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan.
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Aziz Alimul, 52: 2006).
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam-basa.

2.1.1.      Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat diperlukan terutama dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasi menurut unit gula atau sakarida. Monosakarida, seperti glukosa (dektosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltosa dibentuk dari monosakarida dan air. Poliskarida seperti glikogen dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk beragam tingkatan.
Beberapa polisakarida tidak dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim yang dapat memecahkan polisakarida. Namun demikian, polisakarida memiliki peranan dalam nutrisi manusia karena menambah serat untuk diet. Serat mendapat perhatian sebagai faktor diet pada pencegahan dan penyembuhan penyakit dan dalam pencegahan diare selama pemberian makanan melalui selang. Serat diklasifikasi sebagai sesuatu yang tidak dapat dilarutkan karena tidak dicerna termasuk selulosa dan lignin. Serat yang larut termasuk hemiselulosa, pektin, gum dan getah.
Rentang asupan karbohidrat dalam diet direkomendasi adalah 50% - 60% dari total kalori, lebih disukai dalam bentuk karbohidrat yang kompleks, seperti roti dari biji penuh dan sereal. Karbohidrat merupakan sumber utama bahan bakar untuk otak, otot rangka selama latihan, eritrosit dan leukosit, dan medula renal.

2.1.2.      Protein
Protein meberikan sumber energi (4 kkal/g) juga penting untuk mensintesis jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan. Bentuk protein yang paling sederhana adalah asam amino. Asam amino dapat digabungkan bersama membentuk tripeptida dan oligopetida. Albumin dan insulin merupakan protein sederhana karena hanya mengandung asam amino atau derivatifnya. Kombinasi dari protein sederhana dengan subtansi nonprotein yang menghasilkan protein kompleks, seperti lipoprotein, dibentuk oleh kombinasi lemak dan protein sederhana.
Protein dapat digunakan untuk menyediakan energi, tetapi karena peranan protein esensial dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan, kalori yang cukup harus disediakan dalam diet dari sumber nonprotein. Protein dihemat sebagai sumber energi yang ketika ada karbohidrat yang cukup dalam diet untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Kemudian protein dapat digunakan dlam keseimbangan nitrogen dan membangun jaringan.

2.1.3.      Lipid
Lipid (lemak) merupakan nutrien padat yang paling berkalori dan menyediakan 9 kkal/g. Lipid termasuk lemak yang padat pada suhu ruangan dan minyak yang cair pada suhu ruangan. Lipid tersusun dari karbon, hidrogen, dan oksigen, tapi proporsi setiap elemen berbeda dari karbohidrat.
Asam lemak disusun dari rantai atom karbon dan atom hidrogen dengan kelompok asam pada satu ujung rentai dan kelompok metil pada ujung lain. Asam lemak dapat jenuh, dimana tiap karbon dalam rantai memilki dua atom hidrogen yang melekat, atau tidak junuh, dimana sejumlah atom karbon melekat dengan yang lain dengan ikatan ganda.
Asam linoleat, asam lemak tidak jenuh, merupakan satu-satunya asam lemak esensial pada manusia. Asam linoleat dan asam arakidonat, juga asam lemak tidak jenuh adalah penting untuk proses metabolisme tapi dapat dihasilan oleh tubuh apabila tersedia asam linoleat. Kebanyakan lemak hewan memilki proporsi asam lemak jenuh yang tinggi akan asam lemak tidak jenuh dan tidak jenuh majemuk.
Lemak merupakan bentuk penghasil energi tubuh yang utama. Monogliserida dari porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dengan proses glukoneogenesis. Semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat mengoksidasi asam lemak dari energi.

2.1.4.      Air
Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan. Kebutuhan cairan dipenuhi oleh komsumsi cairan dan makanan padat yang tinggi kadar air, seperti buah-buahan segar dan sayuran, dan air yang diprodksi selama oksidasi makanan. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari eliminasi, respirasi dan berkeringat. Orang sakit terdapat peningkatan kebutuhan cairan (misal dengan demam atau kehilangan cairan gastrointestinal). Orang sakit memiliki penurunan kemampuan untuk mengeluarkan cairan (misal pada penyakit kardiopulmonal atau renal), yang mengarah pada kebutuhan restriksi kebutuhan cairan.

2.1.5.      Vitamin
Vitamin merupakan substansi organik dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam jumlah yang dibutuhkan dan bergantungpada asupan diet. Walaupun vitamin terkandung di banyak makanan juga dipengaruhi oleh proses, penyimpanan, persiapan. Kandungan vitamin tertinggi biasanya terdapat pada makanan segar yang digunakan dengan cepat setelah terpapar panas, udara, dan air yang minimal. Vitamin dikalsifikasikan sebagai yang larut dalam air dan lemak.
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C dan vitamin B kompleks, yang terdiri dari delapan vitamin. Vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh dan harus tersedia sebagai asupan makanan setiap hari. Vitamin larut lemak – A, D, E dan K – disimpan dalam tubuh. Dengan pengecualian pada vitamin D, yang disediakan melalui asupan diet.
Vitamin tertentu akhirnya dapat dipertimbangkan perananya sebagai antioksidan, subtansi yang menetralisir subtansi radikal bebasyang diajarkan untuk memproduksi kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan tubuh. Vitamin ini termasuk beta karotin dan vitamin A, C dan E (Malone, 1991; Hunter dkk, 1993)

2.1.6.      Mineral
Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral ketika kebutuhan sehari-hari adalah 100 mg atau lebih dan elemen renik ketika berkurangdari 100 mg yang diperlukan setiap hari. Silikon, vanadium, nikel, timah, kadnium, arsenik, aluminium, dan boron berperan sebagai yang tidak teridentifikasi dalam nutrisi manusia. Efek Tonsik dari arsenik, aluminium dan kad-mium telah diidentifikasi.

2.2.            Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan makanan secara kimiawi.
2.2.1.      Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang antara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur samapai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa.
Proses pengunyahan ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengencerkan bolus.
Kelenjar tersebut terdiri atas : kelenjar parotis, merupakan kelenjar pengahasil kelenjar saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomor dua setelah kelenjar parotis, terletak di bawah sisi tulang rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, terletak di bawah lidah.
Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor mekanis (seperti adanya benda – bolus – dalam mulut), faktor psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), dan faktor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin).

2.2.2.      Faring Dan Esofagus
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hinggan vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafagma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses penghantaran mekanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.

2.2.3.      Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (fundus), bagian utama, dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisia pilorik. Lambung terletak di  bawah diafragma dan di depan pankreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fudus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresikan pepsin dan HCl yang memecah protein menjadi pepton, amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi  faktok intrinsik yang memungkinkan absopsi vitamin B12­, yaitu di ileum, dan sekresi mukus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung yang mengandung 0,4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim di antaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan makanan yang lebih mudah larut dan renin, berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein dari kasinogen yang dapat larut.

2.2.4.      Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak di bagian paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki berat kurang lebih 500 gr.
Hati terdiri dari dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen.

2.2.5.      Kantong Empedu
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang terletak di bawah hati atau lekukan permukaan hati sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan kapasitas 40-60 cm3. Kantong empedu memiliki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi garam-garam empedu, mengemulsi lemak, mengsekresi beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses. Cairan empedu mengandung air, garam empedu, lemak, kolesterol, pigmen fofolipid dan sedikit protein.

2.2.6.      Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dan memiliki panjang kuang lebih 15 cm. pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya di belakang lambung dan di depan vetebra lumbalis pertama, seta bagian ekor pankreas yang merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar diantara alveoli pankreas.

2.2.7.      Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 m pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbikulus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika.
Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang  ± 25cm, jejenum dengan panjang  ± 2 m, dan ileum dengan panjang ± 1m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta – juta vili, kira-kira sebanyak 4-5 juta, yang berbentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap vili terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Vili bersama-sama dengan mikrovili dan vavulva kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi lebih banyak terjadi.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula  jaringan limfe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi chyme dari lambung. Zat-zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum , dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A,D, E dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

2.2.8.      Usus Besar
Usus besar atau kolon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid dan berakhir di rektum yang panjangnya sekitar 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transvesum membentuk belokan tajam di abdomen bagian kiri disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (± 90%), elektrolit, vitamin dan sedikit glokosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.

2.3.            Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada kalanya kebutuhan nutrisi seseorang meningkat. Begitu pula kebalikannya, kebutuhan nutrisi seseorang menurun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi. Faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi antara lain:
1.      Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja dan ibu hamil.
2.      Selama perbaikan jaringan / pemulihan kesehatan karena proses suatu penyakit.
3.      Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 1o F, maka kebutuhan kalori meningkat 7%.
4.      Aktivitas yang meningkat.
5.      Stress. Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami stress.
6.      Terjadi infeksi
Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:
1.      Penurunan laju pertumbuhan, misalnya pada lansia.
2.      Penurunan basal metabolisme rate (BMR).
3.      Hipotermia.
4.      Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini karena pada wanita BMR-nya lebih rendah dibanding BMR laki-laki.
5.      Gaya hidup pasif.
6.      Bedrest.

2.4.                  Gangguan Masalah Kebutuhan Nutrisi
Perawat mungkin merawat klien yang mengalami atau beresiko mengalami masalah kebutuhan nutrisi. Gangguan nutrisi yang umumnya diderita klien antara lain:
1.      Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2.      Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolism secara berlebih.
3.      Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4.      Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya, berat badan rendah, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosan, konjungtiva, dan lain-lain.
5.      Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6.      Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7.      Penyakit Jantung Koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini juga sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.