POLA NUTRISI
2.1.
Pengertian Nutrisi
Tubuh
memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, untuk menyediakan material
mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel.
Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalam sel tubuh. Proses
metabolik dapat menjadi anabolik (membangun)atau katabolik (merusak). Makanan
dimakan, dicerna, dan diserap untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk
reaksi ini.
Pada
umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada
makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pamasukan kalori melebihi
kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah. Ketika pemasukan kalori
gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan kehilangan berat
badan.
Nutrisi
merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan
menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Aziz Alimul, 52:
2006).
Nutrien
merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat
makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk
proses metabolisme dan keseimbangan asam-basa.
2.1.1.
Karbohidrat
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4
kkal. Karbohidrat diperlukan terutama dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula
susu). Karbohidrat diklasifikasi menurut unit gula atau sakarida. Monosakarida,
seperti glukosa (dektosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula
yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltosa dibentuk
dari monosakarida dan air. Poliskarida seperti glikogen dibentuk dari banyak
unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna untuk beragam
tingkatan.
Beberapa
polisakarida tidak dapat dicerna karena manusia tidak memiliki enzim yang dapat
memecahkan polisakarida. Namun demikian, polisakarida memiliki peranan dalam
nutrisi manusia karena menambah serat untuk diet. Serat mendapat perhatian
sebagai faktor diet pada pencegahan dan penyembuhan penyakit dan dalam
pencegahan diare selama pemberian makanan melalui selang. Serat diklasifikasi
sebagai sesuatu yang tidak dapat dilarutkan karena tidak dicerna termasuk
selulosa dan lignin. Serat yang larut termasuk hemiselulosa, pektin, gum dan
getah.
Rentang
asupan karbohidrat dalam diet direkomendasi adalah 50% - 60% dari total kalori,
lebih disukai dalam bentuk karbohidrat yang kompleks, seperti roti dari biji
penuh dan sereal. Karbohidrat merupakan sumber utama bahan bakar untuk otak,
otot rangka selama latihan, eritrosit dan leukosit, dan medula renal.
2.1.2.
Protein
Protein
meberikan sumber energi (4 kkal/g) juga penting untuk mensintesis jaringan
tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan. Bentuk protein yang paling
sederhana adalah asam amino. Asam amino dapat digabungkan bersama membentuk
tripeptida dan oligopetida. Albumin dan insulin merupakan protein sederhana
karena hanya mengandung asam amino atau derivatifnya. Kombinasi dari protein
sederhana dengan subtansi nonprotein yang menghasilkan protein kompleks,
seperti lipoprotein, dibentuk oleh kombinasi lemak dan protein sederhana.
Protein
dapat digunakan untuk menyediakan energi, tetapi karena peranan protein
esensial dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan, kalori yang cukup
harus disediakan dalam diet dari sumber nonprotein. Protein dihemat sebagai
sumber energi yang ketika ada karbohidrat yang cukup dalam diet untuk memenuhi
kebutuhan energi tubuh. Kemudian protein dapat digunakan dlam keseimbangan
nitrogen dan membangun jaringan.
2.1.3.
Lipid
Lipid
(lemak) merupakan nutrien padat yang paling berkalori dan menyediakan 9 kkal/g.
Lipid termasuk lemak yang padat pada suhu ruangan dan minyak yang cair pada
suhu ruangan. Lipid tersusun dari karbon, hidrogen, dan oksigen, tapi proporsi
setiap elemen berbeda dari karbohidrat.
Asam
lemak disusun dari rantai atom karbon dan atom hidrogen dengan kelompok asam
pada satu ujung rentai dan kelompok metil pada ujung lain. Asam lemak dapat jenuh, dimana tiap karbon dalam rantai
memilki dua atom hidrogen yang melekat, atau tidak junuh, dimana sejumlah atom karbon melekat dengan yang lain
dengan ikatan ganda.
Asam
linoleat, asam lemak tidak jenuh, merupakan satu-satunya asam lemak esensial
pada manusia. Asam linoleat dan asam arakidonat, juga asam lemak tidak jenuh
adalah penting untuk proses metabolisme tapi dapat dihasilan oleh tubuh apabila
tersedia asam linoleat. Kebanyakan lemak hewan memilki proporsi asam lemak
jenuh yang tinggi akan asam lemak tidak jenuh dan tidak jenuh majemuk.
Lemak
merupakan bentuk penghasil energi tubuh yang utama. Monogliserida dari porsi
lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dengan proses glukoneogenesis.
Semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat mengoksidasi asam lemak
dari energi.
2.1.4.
Air
Air
merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada
lingkungan cair. Air menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan.
Kebutuhan cairan dipenuhi oleh komsumsi cairan dan makanan padat yang tinggi
kadar air, seperti buah-buahan segar dan sayuran, dan air yang diprodksi selama
oksidasi makanan. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari eliminasi,
respirasi dan berkeringat. Orang sakit terdapat peningkatan kebutuhan cairan
(misal dengan demam atau kehilangan cairan gastrointestinal). Orang sakit
memiliki penurunan kemampuan untuk mengeluarkan cairan (misal pada penyakit
kardiopulmonal atau renal), yang mengarah pada kebutuhan restriksi kebutuhan
cairan.
2.1.5.
Vitamin
Vitamin
merupakan substansi organik dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk
metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam jumlah yang
dibutuhkan dan bergantungpada asupan diet. Walaupun vitamin terkandung di
banyak makanan juga dipengaruhi oleh proses, penyimpanan, persiapan. Kandungan
vitamin tertinggi biasanya terdapat pada makanan segar yang digunakan dengan
cepat setelah terpapar panas, udara, dan air yang minimal. Vitamin
dikalsifikasikan sebagai yang larut dalam air dan lemak.
Vitamin
yang larut dalam air adalah vitamin C dan vitamin B kompleks, yang terdiri dari
delapan vitamin. Vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh
dan harus tersedia sebagai asupan makanan setiap hari. Vitamin larut lemak – A,
D, E dan K – disimpan dalam tubuh. Dengan pengecualian pada vitamin D, yang
disediakan melalui asupan diet.
Vitamin
tertentu akhirnya dapat dipertimbangkan perananya sebagai antioksidan, subtansi
yang menetralisir subtansi radikal bebasyang diajarkan untuk memproduksi
kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan tubuh. Vitamin ini termasuk beta
karotin dan vitamin A, C dan E (Malone, 1991; Hunter dkk, 1993)
2.1.6.
Mineral
Mineral
merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi
biokimia. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral ketika kebutuhan
sehari-hari adalah 100 mg atau lebih dan elemen renik ketika berkurangdari 100
mg yang diperlukan setiap hari. Silikon, vanadium, nikel, timah, kadnium,
arsenik, aluminium, dan boron berperan sebagai yang tidak teridentifikasi dalam
nutrisi manusia. Efek Tonsik dari arsenik, aluminium dan kad-mium telah
diidentifikasi.
2.2.
Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Sistem yang berperan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai
usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong
empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan
makanan secara kimiawi.
2.2.1. Mulut
Mulut merupakan
bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang
sempit (vestibula), yaitu ruang antara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian
dalam yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis
melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur samapai merata,
dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilum yang terkandung dalam
makanan menjadi maltosa.
Proses
pengunyahan ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan
otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang
menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang,
khususnya amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta
mengencerkan bolus.
Kelenjar
tersebut terdiri atas : kelenjar parotis, merupakan kelenjar pengahasil
kelenjar saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan
agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomor dua
setelah kelenjar parotis, terletak di bawah sisi tulang rahang; dan kelenjar
sublingualis, penghasil saliva terkecil, terletak di bawah lidah.
Dalam proses
sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor mekanis
(seperti adanya benda – bolus – dalam mulut), faktor psikis (seperti bila
mencium atau mengingat makanan yang enak), dan faktor kimiawi (seperti bila
makanan terasa asam atau asin).
2.2.2. Faring Dan Esofagus
Faring merupakan
bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring.
Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hinggan vertebra
servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung
yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di
belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks
menembus diafagma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung
dengan lambung.
Esofagus
merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang
kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi sfingter. Dalam keadaan
normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke
dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke organ
bagian atas, yaitu esofagus. Proses penghantaran mekanan dilakukan dengan cara
peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang
di belakang makanan berkontraksi.
2.2.3. Lambung
Lambung merupakan
bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (fundus), bagian utama,
dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan
langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum
melalui orifisia pilorik. Lambung terletak di
bawah diafragma dan di depan pankreas, sedangkan limpa menempel pada
sebelah kiri fudus.
Lambung memiliki
fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi
motoris lambung adalah reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit
demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi
partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi
sekresi dan pencernaan adalah mensekresikan pepsin dan HCl yang memecah protein
menjadi pepton, amilase memecah amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak
menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktok intrinsik yang memungkinkan absopsi
vitamin B12, yaitu di ileum, dan sekresi mukus yang bersifat
protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur
dengan getah lambung yang mengandung 0,4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan
serta bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim di antaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi
mengubah makanan menjadi bahan makanan yang lebih mudah larut dan renin,
berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein dari kasinogen yang dapat
larut.
2.2.4. Hati
Hati merupakan
kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak di bagian paling atas rongga
abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki berat kurang lebih
500 gr.
Hati terdiri
dari dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen
falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang
bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi
hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing
lainnya, memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen.
2.2.5. Kantong Empedu
Kantong empedu
merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang terletak di bawah hati
atau lekukan permukaan hati sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8-12
cm dan kapasitas 40-60 cm3. Kantong empedu memiliki bagian fundus,
leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah
tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa.
Fungsi kantong
empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan empedu yang
berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi
garam-garam empedu, mengemulsi lemak, mengsekresi beberapa zat yang tak
digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses. Cairan empedu mengandung
air, garam empedu, lemak, kolesterol, pigmen fofolipid dan sedikit protein.
2.2.6. Pankreas
Pankreas
merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dan memiliki
panjang kuang lebih 15 cm. pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian
kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya di belakang
lambung dan di depan vetebra lumbalis pertama, seta bagian ekor pankreas yang
merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Pankreas
memiliki dua fungsi, yaitu eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang
membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang
tersebar diantara alveoli pankreas.
2.2.7. Usus Halus
Usus halus
merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan
hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 m pada orang
yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan
tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbikulus dan dikelilingi oleh usus
besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika.
Usus halus
terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang ± 25cm, jejenum dengan panjang ± 2 m, dan ileum dengan panjang ± 1m atau 3/5
akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta – juta
vili, kira-kira sebanyak 4-5 juta, yang berbentuk mukosa menyerupai beludru.
Pada permukaan setiap vili terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang
disebut mikrovili. Vili bersama-sama dengan mikrovili dan vavulva kaniventes
menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi lebih banyak terjadi.
Pada dinding
usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfe yang disebut kelenjar soliter,
berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini
membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus
adalah mencerna dan mengabsorpsi chyme dari lambung. Zat-zat makanan yang telah
halus akan diabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum , dan di sini
terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A,D, E dan K
dengan bantuan empedu dan asam folat.
2.2.8. Usus Besar
Usus
besar atau kolon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup
ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar
memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. Kolon terbagi atas asenden, transversum,
desenden, sigmoid dan berakhir di rektum yang panjangnya sekitar 10 cm dari
usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.
Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan
disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transvesum membentuk belokan
tajam di abdomen bagian kiri disebut fleksura lienalis.
Fungsi
utama usus besar adalah mengabsorpsi air (± 90%), elektrolit, vitamin dan
sedikit glokosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang
terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta
memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
2.3.
Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam
kondisi yang menetap. Ada kalanya kebutuhan nutrisi seseorang meningkat. Begitu
pula kebalikannya, kebutuhan nutrisi seseorang menurun. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi. Faktor yang
meningkatkan kebutuhan nutrisi antara lain:
1. Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi,
anak-anak, remaja dan ibu hamil.
2. Selama perbaikan jaringan / pemulihan
kesehatan karena proses suatu penyakit.
3. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan
suhu 1o F, maka kebutuhan kalori meningkat 7%.
4. Aktivitas yang meningkat.
5. Stress. Sebagian orang akan makan sebagai
kompensasi karena mengalami stress.
6. Terjadi infeksi
Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi
antara lain sebagai berikut:
1. Penurunan laju pertumbuhan, misalnya pada
lansia.
2. Penurunan basal metabolisme rate (BMR).
3. Hipotermia.
4. Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi
pada wanita lebih rendah dibanding laki-laki. Hal ini karena pada wanita
BMR-nya lebih rendah dibanding BMR laki-laki.
5. Gaya hidup pasif.
6. Bedrest.
2.4.
Gangguan Masalah Kebutuhan Nutrisi
Perawat mungkin merawat klien
yang mengalami atau beresiko mengalami masalah kebutuhan nutrisi. Gangguan
nutrisi yang umumnya diderita klien antara lain:
1. Kekurangan
nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme.
2. Kelebihan
nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolism secara berlebih.
3. Obesitas
merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan
dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala
umumnya, berat badan rendah, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat
pada kulit, membrane mukosan, konjungtiva, dan lain-lain.
5. Diabetes
Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit
Jantung Koroner merupakan gangguan
nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan
merokok. Gangguan ini juga sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.